Senjata Berbasis AI di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina
Kecerdasan buatan (AI) memainkan peran yang semakin penting dalam pengendalian senjata mematikan.
Contoh penggunaan AI dalam persenjataan yakni drone nuklir
Poseidon dan Gibka-S milik Russia. Di tengah invasi Ukraina oleh Russia yang melakukan
pembangunan militer besar-besaran di sepanjang perbatasan Ukraina. Angkatan
Laut Russia telah menerima Belgorod sebagai kapal selam yang berkemampuan
nuklir. Kapal yang diklaim sebagai kapal selam terbesar di dunia dengan berta
14.700 ton yang mengakomodasi torpedo Poseidon teknologi nuklir, di pandu oleh
kecerdasan buatan. Dengan kecepatan 100km/jam dan kedalaman 1km, Poseidon
memiliki daya ledak sebesar 2 megaton energi nuklir dan digadang gadang dapat
menyebabkan tsunami setinggi 300 kaki.
Selain
itu, Rusia resmi memiliki Gibka-S. Ini merupakan sistem pertahanan udara
terbaru milik Rusia yang fungsinya menghancurkan pesawat tanpa awak atau drone.
Kendaraan militer berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) itu
mampu mendeteksi drone musuh di udara dengan kecepatan hingga 700 meter per
detik dalam radius hingga 40 kilometer dan ketinggian maksimal 10 kilometer.
Deteksi itu ditangani oleh optik elektronik Garmon
kompleks, yang terintegrasi dengan sistem utama Gibka-S. Mengutip situs Janes,
Senin, 24 Februari 2020, teknologi tersebut juga diklaim mampu membedakan drone
target dan nontarget di sekitarnya secara terpisah, melakukan penguncian, serta
kemudian menunggu perintah manusia untuk menghancurkannya. Bukan itu saja.
Gibka-S bisa menerima koordinat target dari instalasi dan pusat radar yang
lebih kuat, dan menyampaikan seluruh situasi taktis di darat kepada operator
manusia. Sistem ini, selain drone, juga dirancang untuk menjatuhkan pesawat dan
helikopter yang terbang rendah dengan pemandu infra merah yang dapat menyasar
target hingga jarak 6 kilometer.
Komentar
Posting Komentar